Mengenai Saya

Hallo Modern Darlings, selamat datang di Weblog gue. Terimakasih sudah menyempatkan diri untuk mampir. Selamat menikmati aneka berita, foto, musik dan segalanya tentang the upstairs di sini. Self-serviced. Anggap saja rumah kalian sendiri, okay...

Sabtu, 01 November 2008



Keyboardist ELTA EMANUELLA Quits From THE UPSTAIRS


JAKARTA -
Setelah bergabung lebih dari tiga setengah tahun dan satu album penuh, Elta Emanuella, kibordis The Upstairs, menyatakan pengunduran dirinya dari band. Elta mundur untuk menyelesaikan tugas akhir kuliah dan rencananya tahun depan ia akan terbang ke Perth, Australia guna melanjutkan post-grade studi desain grafis di sana.

Saat ini Elta tengah berkonsentrasi menyelesaikan tugas akhir kuliahnya di Fakultas Seni Rupa jurusan Desain Grafis, Institut Kesenian Jakarta. Selain itu ia menjelaskan tidak akan melanjutkan karirnya di dunia musik dan akan serius menekuni karir sesuai disiplin ilmu yang ditekuninya kini.

"Kami menghormati keputusannya dan berterimakasih atas segala kontribusinya di band selama ini. Selama kurun waktu tiga setengah tahun semua kontribusinya terhadap The Upstairs sangat besar dan akan selalu dikenang selamanya. Sepanjang kehadiran Elta di band ini kami banyak melalui masa-masa indah bersama. Entah di studio rekaman, di atas panggung, di perjalanan tur, ketika berkumpul dengan Modern Darlings (penggemar The Upstairs), menerima penghargaan-penghargaan atau sesederhana bercandaan band ketika latihan. Semuanya akan terkenang dalam permainan khasnya di lagu ’Terekam (Tak Pernah Mati)’, ’Satelit,’ bahkan lagu yang sempat di gubahnya untuk kami, ’Digital Video Festival.’ Dia merupakan bagian dari keluarga besar The Upstairs. Kami berdoa semoga Elta selalu sukses dengan studi dan karirnya di masa depan,” ujar Jimi Multhazam, vokalis dan salah satu pendiri The Upstairs.

Elta Emanuella pertama kali bergabung dengan line-up The Upstairs pada bulan Maret 2004, selang sebulan setelah wafat mendadaknya additional keyboardist Petroff. Saat itu hanya seminggu sebelum The Upstairs melakukan tur kampus bersama The Brandals dan The Miskins guna mempromosikan album debut mereka Matraman (Sirkus Records).

The Upstairs selanjutnya untuk sementara waktu akan menjadi five-piece-band dan posisi kibordis nantinya bakal diisi oleh dua orang additional player, seorang untuk sesi rekaman dan seorang lagi untuk kebutuhan live performance.

Setelah kesuksesan album indie Matraman, The Upstairs di bulan September 2005 dikontrak satu album oleh major label internasional Warner Music Indonesia dan merilis Energy secara nasional pada Maret 2006. Album yang melejitkan ”Terekam (Tak Pernah Mati)” dan ”Disko Darurat” sebagai hits ini menandai sukses gemilang sebuah band indie yang awalnya divonis ”aneh” oleh publik hingga menjadi band cult yang diakui reputasinya di tingkat nasional.

Sepanjang 2006 dan 2007 merupakan hujan prestasi bagi band ini. Ajang bergengsi AMI AWARDS 2006 menganugerahi The Upstairs sebagai ”Grup Alternatif Terbaik” sementara Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia memberikan penghargaan sebagai ”Band Pelopor Kreativitas Pemuda.” Majalah GADIS memberikan trofi ”Raja Pensi 2006” sementara Majalah HAI menjuluki mereka sebagai ”Penguasa Baru Jakarta.” Penghargaan terakhir yang diterima tahun ini berasal dari Editors’ Choice Awards 2007 Majalah Rolling Stone Indonesia sebagai “The New Color”.

Line-up The Upstairs sekarang adalah Jimi Multhazam (vokal), Kubil Idris (gitar), Beni Adhiantoro (drums, backing vocal), Alfi Chaniago (bass, synth bass) dan Dian Maryana (Vokal, backing vocal).

Band new wave Jakarta ini belakangan tengah sibuk melakukan workshop tingkat akhir dan proses demoing bagi materi album terbaru mereka yang rencananya bakal rilis tahun depan.

SEMOGA SUKSES ELTA
Modern Darlings Proudly Present
Pada awalnya hanyalah sebuah pemikiran dari kami Modern Darlings, yang kemudian disampaikan pada forum Modern Darlings. munculnya gagasan ini, dikarenakan adanya image yang tidak bagus yang melekat pada Modern Darlings mungkin image ini muncul setelah incident Pensi SMUN ternama di Jakarta. Banyak orang berfikir Modern Darlings adalah suatu fans / hooligan perusuh. Melihat hal ini kami mengatasnamakan Modern Darlings ingin membuktikan bahwa, apa yang mereka tuding kepada Modern Darlings itu tidak benar adanya. Di sebut sebagai perusuh di setiap pensi di SMU Jakarta, sehingga berpengaruh besar terhadap image THE UPSTAIRS dan Modern Darlings sendiri. Dengan ini kami ingin membuktikan, bahwa Modern Darlings tidak seperti apa yang mereka katakan. Menurut kami secara garis besar Modern Darlings itu, sekumpulan pecinta musik yang di titik beratkan agar selalu berfikir modern untuk menyelesaikan setiap masalah. Dengan ini kami mempersembahkan “PERSEMBAHAN NADA GEMILANG”.
Single pertama The Upstairs yang berjudul “Ku Nobatkan Jadi Fantasi” mulai hari Selasa, 15 Juli 2008 sudah dapat di download secara cuma-cuma di www.MySpace.com/theupstairs1

“Ku Nobatkan Jadi Fantasi” adalah single pertama dari album terbaru The Upstairs yang bertitel Magnet! Magnet! dan akan segera beredar luas di pasaran dalam beberapa waktu ke depan. Lagu ini diciptakan musiknya oleh gitaris Kubil Idris dan lirik oleh vokalis Jimi Multhazam.

Lirik:

KUNOBATKAN JADI FANTASI

Dia penyepak skrotumku
Porak porandalah daya fikirku
Perangkat kemajuan komunikasi
Hempaskan ku pada kerumitan cara
Sekedar bicara

Seru di dada

Kunobatkan jadi fantasi
Sematkan dengan sensasi

Lagupun telah tergubahkan
Abadi merekat siksa kepala
Tiada hal mustahil tuk di pertaruhkan
Kan kurebut arah mata mu
Dengan binar paras merdeka

Berlututlah waktu

Kunobatkan jadi fantasi
Sematkan dengan sensas

gue coba catat lima nama ini: Jimi Multhazam (vokal), Kubil Idris (gitar), Beni Adhiantoro (drum), Alfi Chaniago (bass), Dian Maryana (backing vokal) dan Elta Emanuella (keyboardist). Ke enam orang ini mbikin gue kebahak-bahak sewaktu pertama kali ndenger lagu “Disko Darurat” di radio. Sebuah lagu yang … norak, culun, tapi waw untuk udara jaman sekarang, ini lagu keren men. Keren dalam arti mereka cukup nekad untuk mengusung gaya disko jaman celana jeans ketat dan kemeja warna-warni. Memang sebelumnya sudah ada Naif yang nggak kalah norak. Atau, Club Eighties yang terlalu pasang tampang cakep melulu. The Upstairs, nama band ini, lebih suka ngajak kita berdisko beneran biarpun darurat cuma dengan kelap kelip lampu ala tujuh belasan atau mixer second hand. Ya, semangat indie macam begini (meski sekarang sudah parap kontrak dengan label besar) perlu terus disemangati karena kesegaran, keunikan dan tentu saja kenekadannya.

Nekad? Ah, itu khan kata orang yang gampang kagetan. Menurut gue, The Upstairs cukup cerdas menemukan formula “norak”: beat disko 80-an + melodi simple sedikit “ndesit” + gebrukan drum yang nggak kalah norak + lirik menggelikan dan tentu saja vokal yang unik tapi cukup strong. Soal lain-lain, seperti baju kuning, merah, garis-garis, potongan rambut atau gaya dansa itu tuntutan industri saja. Ya, dari The Upstairs, gue belajar bahwa norak berarti pintar.

Daftar Lagu

Terekam (Tak Pernah Mati). Dibuka dengan melodi yang enteng dan lucu-lucuan, lalu digebrak dengan drum yang cukup berisik. Yeah, The Upstairs nggak mau lama-lama membuat kita menunggu. Langsung disko jack! Yang paling asyik di lagu ini adalah cara menyanyi sang vokalis. Coba dengar, lagu yang penuh suara drum berisik dan tit tut tit tut keyboard ternyata divokali dengan suara rendah. Buat gue itu unik dan comfort. Ini lagu keren…

Disko Darurat. Ini disko beneran yang norak. Bedanya gebrukan drumsnya mbikin kuping pekak. Kalau memang mau santai, lagu ini enak buat berdisko. Nah, kalau sudah berdisko, jangan lupa… disko yang satu ini paling sedap kalau dibuat.

Matraman. Hahahaha… gue nggak habis ketawa ndenger cara si Jimi nyanyi. gue harus akui gue salut sama keberanian band ini nabrak pakem-pakem apresiasi. Ini lagu sebenarnya cukup romantis (coba ndenger cara Elta memainkan keyboard), namun karena Jimi rada gelo maka terdengarlah sebuah lagu nekad.

Hanya Aku, Musik Dan Lantai. Hura-hura. Masih dengan beat yang meriah dan hura-hura. Tapi, tetap dengan hura-hura. Backing vokalnya, siapa? Dian? Ya, ternyata cewek ini nggak kalah unik.

Energy. Ok, sampai lagu ke lima ini gue sudah mulai trrtarok dengan gaya gebrukan drumnya Beni yang berisik dan pekak. dengan banyak variasi dan mengandalkan power. Nomor ini tidak lagi sangat mengejutkan.

Frustasi. Ya, gue bis frustasi kalu gw ga nyimak lagu ini dengan beat yang mereka mainkan. Masih tetep ngedisko. Tapi speednya mbikin heboh.. kalu jimi udah mulai panas, dia pasti bakalan loncat sana loncat sini dan bisa tak terkendali. Untung ada Kubil, Elta dan Alif yang bisa menenangkan jimi hehehehe........

Cosmic G-Spot. Kubil coba bervariasi di petikan gitarnya. Jimi tetap berusaha aneh dengan tereak-tereakannya. Sepertinya Jimi perlu cari angin segar. Sekali-sekali menyanyi dengan cara nyaman khan nggak dilarang di dunia indie.

Digital Video Festival. Hmm, kebandelan The Upstair sedikit hilang di nomor ini. Musiknya jadi teratur. Ini nomor yang permainan musisinya paling alim. Kemana spontanitasnya? Untung ada Beni yang masih tetep nggak bisa dibilangin.

Gadis Gangster. Nah, gitu dong. gue nemukan lagi keatraktifan The Upstairs di nomor ini. Hahaha, ini nomor yang cukup asyik buat kuping gue.

Satelit. Wow, beatnya turun. Nomor ini baiknya ditaruh di list ke enam atau tujuh. Nomor yang nggak ngedisko. Kali ini The Upstairs memainkan gaya new wave yang lumayan buat relaxing.

Dansa Akhir Pekan. Nomor yang ringan, cukup manis, nggak bandel. Bukan disko, tapi masih 80-an, era yang penuh riang-riang, dan lagu ini emang dibuat untuk gue, enam hari berseragam, rambutku tlah mereka hancurkan , menyita ragam cerita, jelas kali ku telah di redam.

Apakah Aku ada Di Mars Atau Mereka Mengundang Orang Mars. Penutup yang ocre. Nomor yang komplit. Ya ngedisko, ya happy-happy ala catatan Si Boy, ya tuit-tuit new wave, ya memang asyik buat ngedisko. Salut lah buat The Upstairs

Album

gue salut sama The Upstairs (buat Bos Jimi) yang, menurut gue, cukup cerdas dan cerdik menemukan formula musik ini. 80-an masih punya pesona. Roda yang di bawah bergulir ke atas setiap dua puluh tahun sekali. Namun The Upstairs bukan sekedar kunyah mentah mereka masukkan semangat indie. Letupan yang penuh spontanitas, kreatif dan bebas. Meski begitu, di beberapa tempat gue masih merasa ada permainan gitar, keyboard dan bass yang “nggak boleh salah”.

Lagu-lagu setelah pertengahan CD sebenarnya cukup menarik, tapi entah kenapa gue merasa energi itu nggak terlalu meledak. Mungkin karena kreativitas The Upstairs sedikit kendor. Atau, semangat untuk mulai sedikit kompromis. Menurut gue, itu bisa di atasi dengan mengatur ulang play list. Sehingga kejutan dan kenakalan itu masih bisa muncul di segmen-segmen penghujung album.

Sampul album ini, wow gue suka sekali.

Buat gue, ini album yang membangkitkan gairah, segar dan geboy

Note: Indie? Apakah kata ini masih punya makna kebebasan? Atau sekedar buzzword? Pada masanya band indie ingin pun didengar lebih luas dan airplay. Udara underground bisa jadi akan terlalu sumpek bagi kampanye ide-ide. Ini bukan jamannya meringkuk diam-diam sambil berkasak-kusuk. Ini jaman dimana semua ide bisa jadi selebritis. Tapi untuk mbikin antene radio butuh modal, honey. Hukumnya, sekeping modal harus berarti dua keping return. Maka, boleh dong indie berjabatan dengan investor? Apakah itu berarti kompromi? Pada akhirnya, kita harus win-win. Itu jauh lebih baik, ketimbang berdesak-desakan di garasi dan menggerutu penuh prasangka. Nakal tak sedikit tak apa, sepanjang tak ada laporan keuangan yang merah.

The UpstairsBand new wave The Upstairs dan label Warner Music Indonesia telah menetapkan single pertama bagi album terbaru The Upstairs yang segera rilis bulan Maret 2006 mendatang. Single pertama yang berjudul "Terekam (Tak Pernah Mati)" ini diambil dari album penuh kedua The Upstairs yang bertitel Energy. Menurut rencana, single baru ini mulai pekan depan segera on air di berbagai stasiun radio di Jakarta terlebih dulu dan selanjutnya di daerah.

Nama The Upstairs diambil dari mana? (dijawab Jimi)
Awalnya Jimi dan kubil kerap nongkorng dan mencari-cari inspirasi di kamar Kubil yang kebetulan berada di lantai dua rumahnya di kawasan Tebet. Awalnya gue sempat menamakan grup ini Electric G-Spot, tapi kok enggak seru namanya dan kurang mudah diingat. Nama upstaurs di rumah kubil biasa ngumpul sama jimi. Kebetulan kamarnya di atas di daerah tebet. Dan nama itu tercipta pas dengan hari ABRI (5 Oktober) tahun 2001. tanggal itu kita tetapkan sebab bertepatan dengan pertama kalinya kami berlatih di lama ruang studio resmi.

Lalu bagaimana perjalanannya?
Jimi dan Kubil memang sebagai pendiri band ini. saat ini kita sudah delapan kali berubah formasi, dan sempat beberapa kali lebih dari lima orang. Dulu malah personel kita campuran dari beberapa kampus, ada yang UI, Perbanas dan IKJ. Tapi sekarang Cuma anak IKJ saja, biar lebih gampang ngumpulinnya.

Bila diibaratkan sebuah kendaraan, The Upstairs itu mirip kendaraan apa?
Jimi: Chrysler PT. Cruiser berwarna kuning. Sebab mobil ini memiliki gaya klasik tapi mesinnya modern. Yang jelas warna kuning itu keren dan cerah.
Kubil: The Upstairs itu ibaratnya Vespa. Ya, Vespa aja.
Beni: Kayak Vespa kali ya? Asyik buat gaya-gayaan
Alfi: Ibarat motor yang masih dalam baru intreyen, masih banyak yang yang perlu dilakukan. Dan perjalanan masih panjang.
Dian: Ibarat VW Kombi Dakota. Muat banyak, sebab kru The Upstairs banyak banget. Ha..ha..ha..

Mobil idaman kalian?
Jimi: Morris Mini Cooper, tapi kalau weekend tetap pakai PT. Cruiser
Kubil: Mercy Barong
Beni: Morris Mini Cooper
Alfi: VW Kombi
Dian: Morris Mini Cooper, Holden Statesman
(pertanyaannya dilakukan di tempat terpisah, tapi kebanyakan suka Mobil Mr.Bean ya?)

Oke, band Anda dikatakan mengusung aliran New Wave, apa definisi New Wave itu sendiri?
New Wave itu artinya gelombang baru.. ha..ha.. Ada sebuah masa yang timbul setelah era punk. Post punk. Inggris.New Wave sendiri sebenarnya musik punk yang diisi instrumen keyboard. kalo di tahun 78-79 itu ada gara-gara musik2 elektronic…anak2 punk rock terinspirasi kesana,,, gue ambil new wave karena selalu new..namun gue banyak balada.., fashion di mix..gue tertarik film The Outsiders. Tapi aliran kami sebenarnya bebas-bebas saja orang mau bilang apa. Yang jelas kami terus bereksperimen

Siapa sebenarnya yang paling gila otomotif di sini?
Beniiiiii……. Semua menunjuk Drumer ini. Dia yang paling gila..buktinya Vespanya paling banyak dimodifikasi. Tapi sebenarnya yang pertama menularkan kedoyanan Vespa ya Jimi. Semua bisa mengendarai motor. Tapi kalau ditanya siapa yang bisa neytir mobil. Ya cuma Beni yang bisa..ha..ha.. sebenarnya baru juga dapet vespa tahun 2006 baru main langsung gila.

Lagu apa yang cukup kuat membakar semangat penonton?
Hmmm..kayaknya Matraman masih sanggup mengangkat minat penonton buat bersorak. Lagu ini sepertinya bakal awet sepanjang masa. Tapi sebenarnya Matraman kita sisipkan untuk cooling down. Yang lebih ampuh memanaskan suasana sebetulnya Amatir. Matraman…istilahnya bisa dibilang sepanjang masa…masih rame aja. Musik lirik jimi..

Dimana manggung yang paling Happening?
Paling happening ya waktu launching album Matraman di BB’s café Menteng tahun 2004. Terus pernah juga manggung di sebuah café di Jogja. Kita main di depan anak-anak ISI semuanya pada naik ke panggung, sampai kita bingung mainnya. paling happening lauhchging matraman..2004. gue baru pertmakali liat gue ama jimi main di atas sound.

Lalu apa motor idaman kalian?
Jimi: Vespa LX
Kubil: Vespa tahun 50-an
Benni: Lambretta Li dan SX
Alfi: Vespa tua deh.
Dian: Vespa juga

Kok vespa semua ya? Enggak ada yang suka Harley-Davidson gitu?
Kalau H-D gayanya terlalu keras dan lebih ke metal.. he..ha..

Hubungan kalian sebenarnya apa?
Sesama anak IKJ, tapi beda-beda jurusan. Alfi dan Dian anak Televisi, Beni dan Kubil dari Film, Jimi jurusan seni rupa.

Band-band apa saja yang menjadi inspirator kalian dalam bermusik?
Ada beberapa nama yang mempengaruhi gaya bermusik kita, seperti A Flock Of Seagulls Joy Division DEVO Iggy Pop Lou Reed The Police David Bowie. Tapi sebenarnya kami juga memiliki selera masing-masing, ada yang suka Rolling Stone, ada ada yang suka The Who dan The Clash

Range usia Fans The Upstairs?
SD sampe anak kulaih semester awal. Kalo yang udah semester pertengahan biasanya sudah enggak suka gaya-gaya kita. Mereka sudah sok serius..hehe. Gue pernah ketemu anak SD… yang menghampiri gw anaknyua cerdas. Dan dia mengomentari musik upstairs..dia suka musiknya lucu anak kelas dua..nama bandnya apa sih? Pure banget… yang paling tua… ada yang tua dia meneceritakan hal-hal punk malah email umur 37 tahun masalah punk gue suka band2 ini. ada yang 42 dua..dia gondrong anak metal..dia suka gitarnya kubil.. obro;lan nyambung..the police standar kata dia..ternyata selera dia lebih ngaco lagi.

Berapa album sampai saat ini?
Awalnya kita pernah buat mini album(EP) bertajuk Antah Berantah, tapi hanya 6 lagu. Kemudian full album pertama adalah Matraman, lalu Energy dan sekarang kita sedang menggarap album ke-tiga.

Prestasi tertinggi yang diraih The Upstairs? (dijawab Jimi)
Award AMI the best alternatif, padahal seumur hidup gue enggak pernah dpaet piala, juara kelas pun enggak pernah.

Apa yang menyatukan kalian?
Basicnya kita suka punk rock semua. Dari scene underground dari jaman sma. yang naytuin uprstairs karena selera musik yang nyatukan punk rock